Sudah berpuluh bahkan beribu kali dua puluh empat jam aku telah habiskan dengan diriku sendiri, sayang. Sudah selama itu pula aku mulai mengakrabi sepi, menjamu sendiri. Aku telah melumat sekaligus mengakrabinya. Ya, sudah lama. Sudah lama sekali, sayang. Aku sudah mencintai kesendirian seada-adanya ia..
Tak perduli betapa ia kadang menghempas-hempaskan selagi merobek semangatku hingga kuyu, layu, tak bersisa. Di lain waktu ia malah dengan pongah mengagregasinya sedemikian rupa hingga aku tak dapat dihentikan. Ya, itulah dia yang telah aku lumat sekaligus melumatku, yang telah aku akrabi selagi ia akrabiku, yang telah aku cintai seada-adanya ia..
Sekarang, kau bisa lihat, sayang.. Betapa aku sudah menjadi karib dengannya. Sudah terlanjur begitu akrab dengan dia yang dahulu teramat aku benci.
Sayang, kamu tahu? Sebentar lagi ia juga akan meninggalkanku. Seperti semua hal yang sudah terlanjur menjadi tabiat karna biasa.Ia juga akan pergi, sama seperti semua hal lainnya. Pergi, berganti... Sedangkan aku, aku akan belajar lagi, dari awal, untuk mengakrabi, menjamu, mencinta koloninya yang akan segera datang. Mengakrabi, menjamu, dan mencintainya seada-adanya. Seperti dahulu aku mengakrabi kesendirian yang kini telah akan pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar