Tidak ada,,tidak ada yang tersisa,,tidak sama sekali, tak satupun
Tidak hangatnya senyuman,
Tidak riangnya tawa,
Tidak tidak manisnya pencapaian,
Tidak gairahnya cinta,,
Tidak,tidak satupun.
Tak ada satu hal pun yang dapat kutemui lagi dari segala yang ada di sini..
Lalu buat apa aku di sini, menahankan kesakitan, menelan kesepian,,,
Tidak ada suatu untuk membuatku tetap dapat terjaga dan terus bangkit
Kesakitan ini telah menggodaku untuk meninggalkan jalan ini..
Karena sudah benar-benar tak ada apa-apa lagi buatku,,
Akhir-akhir ini semuanya terasa lebih gelap,,lebih pekat
Semuanya seolah mengatakan padaku untuk tinggalkan semua ini..
Yahhh, inilah aku..
Duduk terpekur di simpang jalan ini
Yang bimbang dan terombang-ambing antara kedua jalan yang tak mampu kuputuskan
Yang terus saja menghabiskan waktu untuk meragu
Untuk bertanya-tanya inikah jalan yang tepat??
Inikah yang baik??
Tidak ada jawaban yang datang,,
Kadang keadaan membiarkan aku membuat penafsiran sendiri atas jalan ini,
Aku berpikir, bukan….bukan ini,,,
Lantas, jika bukan ini, yang mana? Mana yang tepat?
Tahu mana yang bukan, tidak berarti membuatku tahu mana yang tepat, mana yang benar, mana yang baik..
Karena ketidaktahuanku itu, haruskah aku mendapat hukuman berupa menjalani sesuatu yang kuanggap “bukan”. Seringkali ketidaktahuan akan yang terbaik membuat kita terus menjalani sesuatu dan berharap hal itu adalah yang terbaik. Namun pada kenyataannya -jalan yang kita harap terbaik itu- adalah jalan yang menggerogoti kedirian, yang meluruhkan semangat dan mimpi, yang menenggelamkan dalam kubangan putus asa.. namun di tengah kepahitan itu –tetap- berharap ini adalah yang terbaik.. tepatkah itu? Dapatkah dibenarkan tindakan ini?? Dapatkah??
Aku lelah terus menerus menelurkan pertanyaan demi pertanyaan yang hanya akan tinggal sebagai pertanyaan yang tak terjawab. Mereka menggunung karena telah sekian lamanya aku terus bertanya-tanya tanpa mampu menjawab dan menemukan jawaban untuk semua pertanyaan itu. Hanya meninggalkan kematian untuk bagian-bagian dalam diriku..yang terus menerus tak terpuaskan dengan banyak hal, banyak tanda tanya, banyak kegundahan…
Pada akhirnya aku kembali pada pemikiran untuk mundur, untuk meninggalkan semua ini. Dan berhenti menaruh harapan pada hal ini, yang kurasa adalah konyol untuk berharap padanya sedangkan ia terus menerus menggerogoti kesadaranku, menghabisi mimpi dan inginku.
Jika pertanyaan “tepatkah pilihanku ini?” muncul, aku hanya bisa jawab dengan “entahlah….”
Tuhan sengaja bermain rahasia dengan makhluknya. Ia tak ingin makhluknya tahu apa yang tengah Ia persiapkan. Maka aku sebagai salah satu makhluknya, yang tak dapat melihat masa depan tak mampu membaca kebenaran menurut versiNya, hanya bisa bergerak, terus bergerak.. mungkin terkadang aku dapat bergerak maju, mungkin ada suatu saat aku akan mundur. Dan inilah saatnya aku memilih mundur dari semua ini. Karena ia sudah terlalu banyak mengambil apa yang ada dariku.
Mungkin tindakan ini tepat, semungkin ia untuk menjadi salah,,,, entahlah,bukan aku yang pegang lisensi untuk membenarkan dan menyalahkan sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar